Tema : Life Insurance and Demand
Determinants
Pengarang : Subir Sen
Dr. S. Madheswaran
Tahun : 2007
Judul : Are Life Insurance Demand
Determinants valid for Selected Asian Economies and India?
Latar
Belakang
Pertumbuhan dari
sektor pelayanan di ekonomi Asia memimpin perubahan substansial dalam sektor keuangan.
Krisis keuangan Asia berefek kepada ekonomi Asia yang disusun kembali menjadi
pengukuran aturan menuju peningkatan produk dengan meminimalisasi risiko dan
kegagalan. Negara-negara dalam kawasan ekonomi ASEAN juga melakukan perubahan
struktur ekonomi, terlebih saat China mencapai peningkatan ekonomi. Industri
asuransi di kawasan ekonomi Asia adalah hal yang menjadi sasaran utama dalam
pengoperasian asuransi. Monopoli pemerintah diupayakan menjaga bagian ini dari
pengisolasian pasar asuransi terhadap partisipan dari pihak asing.
Masalah
Selama
periode 1990, pelayanan sektor yang terbesar di ekonomi Asia adalah industri
asuransi. Tetapi, peraturan pembentukan kembali dan perubahan polis di ekonomi
ASEAN selama periode krisis keuangan serta proses liberalisasi di beberapa negara
SAARC menyebabkan perubahan pola dari industri asuransi itu sendiri. Hal ini
menjadi fokus pada 4 negara SAARC, 2 negeri dari China, dan 6 negara ASEAN. Dengan
memakai variabel yang ada, diharapkan dapat menjelaskan tingkat pola asuransi
khususnya selama 11 tahun periode (1994-2004).
Metodologi
Dengan
fokus mempelajari kepada 12 negara, permasalahan ekonomi yang terdiri atas 4
negara dari asosiasi SAARC (South Asia Association for Regional Cooperation)
yang mencakup beberapa negara seperti India,
Bangladesh, Pakistan, dan Sri Lanka. Lalu, 2 bagian wilayah China yang mencakup China dan
Hong Kong, serta 6 dari 10 negara ASEAN,
yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. 12
negara bagian ini telah memiliki perjanjian dalam berbagai bidang, seperti
teknik dan pertumbuhan ekonomi, dan lebih dari itu juga melakukan pemberantasan
kemiskinan.
·
Sumber data
Panel
dari 12 negara Asia yang mempelajari permasalahan ekonomi dari 11 tahun
sebelumnya, dimulai dari 1994-2004 dimana berkonstruksi kepada pengumpulan data
tahunan bersumber kepada data yang berbeda. Gambaran tentang premi asuransi
dikumpulkan berdasarkan variasi isu dari Sigma, yaitu sebuah publikasi dari
Swiss.
·
Variabel
Penggunaan
variabel ekonomi sama baiknya dengan demografik yang mana berasal dari The International Financial Statistics 2006 dan
The World Development Indicators 2006. Semua variabel ekonomi dapat
diubah ke dalam bentuk harga konstan sebesar 2000.
Hasil
Analisis
Dari
hasil penelitian, diperoleh hal-hal yang mengejutkan, seperti perlunya
penyelenggaraan lebih lanjut terhadap penyelidikan faktor keberhasilan dengan
menentukan permintaan untuk masalah yang menyebabkan kegagalan-kegagalan dalam
hal asuransi, sehingga dapat menjelaskan skenario yang terjadi di India. Dalam
hal ini, peneliti mempertimbangkan dua hal penting variable, yaitu asuransi,
penetrasi, dan kepadatan penduduk. Selain itu, peneliti berusaha menjelaskan
variasi tersebut ke dalam variabel ekonomi, seperti pendapatan, tabungan, harga
dari produk asuransi, inflasi, dan kenaikan bunga. Lalu, ke dalam variabel
demografik, seperti rasio ketergantungan, harapan hidup, dan rata-rata tingkat
kematian serta urbanisasi. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa pendapatan (GDP per kapita), ukuran keuangan per harga polis
asuransi, dan rata-rata bunga riil adalah variabel yang signifikan. Sedangkan,
variabal demografik, seperti urbanisasi dan pertumbuhan populasi urban,
menunjukkan persentase total populasi yang signifikan pula. Pendapatan yang
berbanding terbalik terhadap permintaan penetrasi asuransi diharapkan
memberikan dampak positif. Perhitungan keuangan mempunyai hubungan positif
dengan penetrasi dan kepadatan penduduk yang mana sistem keuangan mengalami
pertumbuhan besar, hal itu akan memberikan dampak positif dalam meningkatkan
permintaan untuk produk asuransi. Dengan kata lain, bahwa batasan-batasan
tradisional memutuskan antara institusi khusus keuangan, secara keseluruhan
keterlibatan dalam sektor keuangan di perbedaan bisnis dapat lebih baik
menawarkan produk asuransi dan demikian pula peningkatan permintaan kedepannya.
Harga diharapkan dapat menjadi
berbanding terbalik terhadap permintaan. Disini ditunjukkan bahwa adanya
hubungan positif dan saran untuk harga asuransi yang lebih tinggi untuk
mendorong pembelian dari asuransi tersebut. Sedangkan, urbanisasi mempunyai
hubungan positif dan benar-benar menguatkan pertimbangan dan pemusatan urban dapat
menciptakan permintaan yang berarti konsumsi dari produk asuransi dapat ditingkatkan.
Kesimpulan
Secara
keseluruhan, analisis mengkonfirmasikan bahwa pertimbangan pendapatan menjadi
faktor yang rumit dalam menjelaskan konsumsi asuransi, variabel ekonomi terhadap
tabungan domestik, dan tingkatan dari sektor perkembangan keuangan dan inflasi.
Satu implikasi polis yang penting bisa menjadi kuat maupun melemah dari pihak
bank dan pihak non-bank lainnya yang mana mempunyai sisi positif-negatif untuk
industri asuransi. Bank sebagai garis depan untuk pelayanan asuransi dapat
mendorong permintaan. Selain itu, terdapat pendapat bahwa peningkatan tabungan
dapat meningkatkan konsumsi asuransi, tetapi asuransi tidak murni, seperti
tabungan. Beberapa varian itu mempunyai peranan penting untuk menjelaskan
pilihan individu antara asuransi dan instrumen tabungan lainnya. Permasalahan
lebih dari 11 tahun lalu mendukung fakta bahwa variabel demografik, seperti
harapan hidup, rasio ketergantungan tua dan muda, dan rataan dari urbanisasi
adalah faktor penentu yang signifikan dari permintaan asuransi. Bagaimanapun,
tidak bisa disamakan kesimpulan dan analisis waktu di India hanya sebagai hal
urbanisasi tetapi mempunyai beberapa hubungan yang signifikan terhadap permintaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar