Bagi perusahaan, tingkat bunga akan mempengaruhi pilihan untuk meminjam dana. Ada dua pilihan bagi perusahaan untuk mendapatkan dana pinjaman.Yang pertama, perusahaan dapat meminjam dana dari bank, sedangkan pilihan lainnya berasal dari pasar modal. Ketika tingkat bunga tinggi, perusahaan akan memilih untuk mendapatkan dana dari pasar modal karena nilai bunga bank lebih tinggi dibandingkan deviden untuk para investor.
Jika perusahaan memperoleh dana pinjaman dari bank, perusahaan dapat memperolehnya dengan cara menambah pinjaman yang lama atau dengan cara membuka pinjaman yang baru. Jika dana tersebut diperoleh dengan cara membuka pinjaman yang baru, dana tersebut akan digunakan untuk berinvestasi kembali guna mendapatkan keuntungan. Sebagian keuntungan tersebut akan digunakan untuk membayar bunga pinjaman pada bank.
Dan jika perusahaan memperoleh dana dengan cara menambah pinjaman yang lama, maka pinjaman tersebut akan digunakan untuk menutupi biaya produksi sehingga memperoleh laba. Sebagian laba tersebut digunakan untuk membayar upah/gaji karyawan. Dan upah tersebut akan digunakan untuk konsumsi.
Tingkat bunga yang rendah mempengaruhi tingginya tingkat hipotek bagi individu maupun perusahaan. Individu dapat menambah hipotek sebelumnya karena tingkat bunga yang rendah. Bagi individu, hipotek yang diperoleh dapat menambah pendapatan yang kurang. Pendapatan individu yang diperoleh dari hipotek akan digunakan untuk konsumsi individu itu sendiri.Individu juga dapat menggunakan hipotek tersebut untuk membeli barang modal yang dapat digunakan untuk investasi. Investasi tersebut akan menghasilkan pendapatan bagi individu. Dan pendapatan tersebut akan digunakan untuk konsumsi atau membayar bunga hipotek.
Ketika tingkat bunga tinggi, individu lebih memilih untuk menyimpan (menabung) pendapatannya untuk konsumsi di masa yang akan datang.Sedangkan bagi perusahaan, tingkat bunga yang rendah akan mempengaruhi tingkat pinjaman hipotek. Perusahaan akan membuka hipotek baru dan hasil hipotek tersebut dapat digunakan untuk ekspansi bisnis, terutama bisnis yang sedang mengalami kenaikan permintaannya. Bisnis tersebut merupakan investasi perusahaan dan hasil dari investasi tersebut dapat digunakan untuk membayar bunga hipotek ataupun melakukan ekspansi bisnis lagi.
Apresiasi mengakibatkan nilai barang ekspor meningkat dan nilai barang impor menurun. Hal ini akan menyebabkan terjadinya surplus perdagangan.
Ketika tingkat suku bunga turun, permintaan terhadap mata uang akan turun juga dan membuat nilai tukar mata uang terhadap valuta asing menurun atau depresiasi.
Depresiasi mengakibatkan nilai barang impor meningkat dan nilai barang ekspor menurun. Hal ini akan menyebabkan terjadinya defisit perdagangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar