Kamis, 07 Maret 2013

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA ROA & ROE ?



Dalam sebuah pelaporan keuangan perbankan selain memuat berbagai macam jurnal dan neraca, biasanya disertai juga berbagai rasio keuangan untuk mengetahui kesehatan bank secara umum. Rasio keuangan yang biasa digunakan dalam analisis kinerja keuangan perbankan antara lain Rasio Pinjaman terhadap Tabungan (RPT), kredit macet, Pengembalian Aset (PA), Pengembalian Ekuitas (PE), Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO), dan Rasio Tabungan terhadap Aset (RTA). Dalam tulisan kali ini, saya akan membahas lebih spesifik hubungan antara Pengembalian Aset ( PA )  dan Pengembalian Ekuitas ( PE ) atau dalam istilah universalnya adalah Retrun On Assets ( ROA ) dan Return On Equity ( ROE ).
Pertama, apakah yang dimaksud dengan ROA dan ROE itu sendiri? ROA merupakan angka yang menunjukkan berapa besar relative laba bersih ( setelah pajak ) terhadap total aktiva. Dimana ROA  sama dengan,         (Net Income )/(Total Assets)

Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan.
Sedangkan ROE merupakan rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas (modal). Dimana ROE sama dengan,   (Net Income )/(Total Equity)

Perbedaan perhitungan ROA dengan ROE adalah pada angka pembaginya saja. ROE merupakan indikator penting bagi pemilik bank, karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan dalam industri perbankan. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi di sektor perbankan makin tinggi. Angka ROE yang tinggi akan menarik para pemegang saham untuk menambah modal. Tetapi angka ROE yang tinggi pada tingkat industri, akan mengundang investor baru untuk memasuki bisnis perbankan.
Berdasarkan formula penghitungannya, dapat ditunjukkan adanya hubungan antara ROE dan ROA sebagai mana diuraikan di bawah ini.

ROA = ( laba bersih setelah pajak ) / ( total aktiva )


ROE = ( laba bersih setelah pajak ) / ( total ekuitas )

ROE = ( laba bersih setelah pajak ) / ( total aktiva ) > ( total aktiva ) / ( ekuitas )

ROE > EM
Dimana EM adalah angka pengganda ekuitas ( equity multiplier )
EM = ( total aktiva ) / ( ekuitas )

Angka EM menunjukkan perbandingan antara total aktiva dengan total ekuitas. Makin besar angka EM maka komponen sumber dana dalam bentuk modal sendiri untuk membiayai aktiva semakin kecil. Jika ingin meningkatkan profitabilitas ( ROE dan ROA semakin besar ), maka bank mengalami penurunan dalam hal likuiditas karena angka EM makin besar yakni, yang berarti kewajiban bank semakin meningkat.

Sumber :
Manurung, Mandala, dan Rahardja, Prathama. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Jurnal “ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL PERIODE 2003-2007”. Imam Subaweh. 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar